Vie Mariana
biarkan satu tetes air yang keluar dari kelopak mata ku, membuat ku semakin menikmati rasa sakit ini.
mencintai mu dalam sebuah keterbatasan.
menyadari akan sebuah filosofi kuno tentang sebuah pengorbanan.
ketika aku menjatuhkan diri dalam sebuah rasa yang membuat ku sesak.
aku terpejam dan menikmatinya.
menunggu kamu, kamu menarik tangan ku dan berkata untuk melarang ku.
namun nada lagu itu semakan memojokan hatiku.
dan membuat ku semakin kuat untuk jatuh.
kamu diam, menikmati dunia yang tak ku pahami.
bahkan aku sempat menghitung cerita tentang mu,
namun tak satupun yang membuat ku semakin mengingat tentang makna apa yang akan aku dapat ketika aku menggenggam tangan mu.
aku pun ingin diam,
menghapus wajahmu yang membuat ku semkain jatuh.
menikmati sakit yang sendiri.
tersenyum dengan segala konsukensi yang tak terlalu jauh ku pikirkan sebelumnya.
aku hanya ingin melihat mata mu yang tenang dulu.
bukan keangkuhan dan rasa yang membuat ku terus tersudut.
jika aku mampu,, aku akan berjalan..
terus berjalan untuk tak lagi memperdulikan mu...
menyatakan sesuatu yang membuatku semakin sadar tentang arti sebuah perasaan..
berat, tertatih dan membuat kaki menjadi rapuh.
jatuh hingga kurasakan kaki ku tak lagi mampu bergerak.
mungkinkah cinta itu memilih? mungkinkah cinta itu membuatmu semakin berpikir tentang keterbatasan?
semua berubah, dan aku masih belajar untuk menyesuaikannya.
aku takut titik yang ku fokuskan selama ini, berubah bentuk.
abstrak dan lama-lama menghilang.
aku cukup sadar tentang seberapa pengaruh mu ketika kamu membuat ku terbang.
aku tak penting, dan selalu tak berguna.
namun akulah manusia bodoh..
yang membiarkan kamu terus mengisi hatiku dengan garam dan asam...

Vie Mariana
ketika sirene itu berbunyi,, hati kecil mu mungkin merasakan
segumpal asap penuh sesak di hatiku.

terima kasih, untuk waktu itu.
waktu yang mungkin sudah usang bersama debu dan abu abu yang bertebangan.

dan terima kasih
membuat ku bangun, ketika aku jatuh dan terluka.
memberiku kain hangat ketika ku merasa dingin.
menopangku berjalan ketika aku tertatih-tatih.
menguatkan semangatku, ketika aku rapuh dan berusaha bangkit.

terima kasih.
sudah mengajariku membuat sebuah hati yang luas ketika aku terpojok.
dan terimakasih sudah memberikan irama lagu yang membuat ku berhenti menangis dan mulai tertawa.
meskipun harus menunggu..
menunggu untuk sebuah janji, janji yang belum pasti dengan tanda terima Tuhan.

Tapi, terima kasih.. 
telah menjadi firefighters untuk hatiku..
dan setiap sirene tanda kebakaran dihatiku berdering,, 
kamu selalu datang untuk memadamkannya...